Aung San Suu
Kyi menyatakan keprihatinannya kepada korban konflik Rohingya dan mengatakan
bahwa sudah tidak ada operasi pembersihan sejak 5 September.
Pemimpin Myanmar
Aung San Kyi mengatakan bahwa pemerintahannya tidak takut dengan “ pengawasan
Internasional” atas penanganan krisis Rohingya yang kian memanas.
BBC
memberitakan, ini adalah pernyataan pertama Suu Kyi atas konflik kekerasan di
negara bagian Rakhine utara yang menyebabkan lebih dari 400.000 Muslim Rohingya
menyeberang ke Bangladesh. Atas pernyataan tersebut. Suu Kyi telah mendapat
kritikan.
Ia mengatakan
tidak ada “ Operasi Pembersihan “ selama dua minggu.
Dalam pidatonya
berbahasa inggris di hadapan parlemen Myanmar. Aung San Suu Kyi menyatakan
kepribadiaannya terhadap penderitaan “ semua orang” dalam konflik tersebut, dan
pemerintahannya “ berkomitmen memberikan solusi berkelanjutan untuk semua
masyarakat di negara ini.”
Beberapa jam
setelah pidatonya, Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa meminta akses penuh ke
wilayah tersebut hingga dapat menyelidiki situasinya secara langsung.
Pemerintah Myanmar
tidak menggunakan istilah Rohingya, namun menyebutnya sebagai kelompok Muslim
Bengali dan Suu Kyi tidak melakukannya dalam pidatonya. Dengan menyampaikan
secara tegas, dia mengatakan bahwa pemerintahannya “ mengecam semua pelanggaran
hak asasi manusia dan kekerasan yang tidak sah”.
Adapun
beberapa poin penting dalam pidato Suu Kyi, diantaranya:
-
Dia
tidak mengalamatkan tuduhan perlawanan terhadap militer, dan mengatakan bahwa
sudah tidak ada lagi bentrokan bersenjata atau operasi pembersihan sejak 5
September.
-
Dia
mengatakan sebagian besar umat Islam telah memutuskan untuk tinggal di Rakhine
dan itu mengindikasikan bahwa situasinya mungkin tidak begitu parah.
-
Dia
mengatakan bahwa dia ingin berbicara dengan dua pihak umat muslim yaitu mereka
yang telah melarikan diri dan mereka yang tetap tinggal, untuk mencari tahu apa
yang menjadi akar krisis.
-
Dia
mengatakan bahwa pemerintah telah melakukan upaya dalam beberapa tahun terakhir
untuk memperbaiki kondisi kehidupan bagi kaum muslim yang tinggal di Rakhine
seperti menyediakan layanan kesehatan, pendidikan.
-
Dia
juga mengatakan bahwa semua pengungsi di Bangladesh diperbolehkan kembali ke
Myanmar setelah melalui proses verifikasi kewarganegaraan.
Suu Kyi memperoleh dukungan yang luar biasa di negara
asalnya, dimana ia adalah tahanan politik selama bertahun-tahun sebelum
berkuasa. Namun pidatonya telah di kritik secara internasional karena gagal
menangani tidihan penyalahgunaan kekuasaan oleh militer.
Wartawan BBC, yang berada di Bangladesh, membantah klaim
bahwa tidak ada pembersihan sejak 5 September. Head menyatakan bahwa telah
melihat desa-desa dibakar beberapa hari setelah tanggal tersebut.
“ kadang-kadang, pidatonya lebih banyak menyatakan ketidakbenaran
dan menyalahkan korban,” kata Direktur Kelompok Hak Asasi Manusia untuk Asia
Tenggara dan Pasifik, James Gomes, dalam sebuah pernyataan.
September 20, 2017
Tags :
Mancanegara
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments